Pentingnya Menjaga Eksistensi Bahasa Ibu dan Membiasakan Diri Berbahasa Sesuai Kondisi
Jika berbicara tentang bahasa, hal yang mungkin terpikirkan oleh otak kalian adalah komunikasi. Bahasa sebagai sarana komunikasi. Kata bahasa tak lagi asing di telinga banyak orang. Kata bahasa sering kali disangkut pautkan dengan kata lain seperti komunikasi dan sosialisasi. Lalu sebenarnya apa arti dari kata tersebut? Bahasa menurut Wikipedia berasal dari bahasa Sanskerta “bhāṣā” yang berarti kemampuan yang dimiliki manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lainnya menggunakan tanda, misalnya kata dan gerakan. Jadi untuk berkomunikasi dengan sesama manusia, manusia membutuhkan bahasa. Namun dalam praktiknya bahasa tidak hanya berguna sebagai sarana berkomunikasi tetapi juga berguna sebagai ciri khas atau identitas sebuah kelompok.
Di dunia ini diperkirakan terdapat beribu-ribu jenis bahasa yang tersebar di seluruh belahan bumi dan jumlahnya diperkirakan akan terus berubah dan bervariasi sejalan dengan bertambahnya tahun dan abad. Di Indonesia sendiri bahasa resmi yang digunakan adalah bahasa Indonesia atau sering disebut bahasa persatuan. Namun Indonesia tak hanya memiliki bahasa resmi. Wilayah Indonesia yang berbentuk kepulauan yang membentang dari Sabang sampai Merauke membuatnya tak hanya kaya budaya tapi juga kaya bahasa. Luasnya wilayah dan ragamnya budaya melahirkan banyak bahasa daerah. Diperkirakan ada sekitar tujuh ratus lebih jenis bahasa daerah yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Dan semua keragaman itu disatukan oleh bahasa nasional, bahasa Indonesia. Menurut Wikipedia, bahasa Indonesia merupakan salah satu bentuk varietas dari bahasa Melayu yang secara resmi ditetapkan sebagai bahasa nasional sehari sesudah proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Pemberian nama “Bahasa Indonesia” sendiri mulai ramai setelah peristiwa Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Para pemuda dari berbagai daerah di Indonesia berikrar yang salah satunya adalah ikrar untuk menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Lewat peristiwa tersebut, eksistensi bahasa Indonesia semakin dikenal oleh publik yang kala itu tengah dibelenggu oleh penjajahan bangsa Belanda. Lewat bahasa Indonesia juga, para pejuang kemerdekaan menemukan semangat juang untuk mengusir para penjajah dari bumi pertiwi.
Sebagai rakyat Indonesia, sudah semestinya kita melestarikan bahasa resmi bangsa kita. Adanya ragam budaya dan bahasa daerah yang digunakan penduduk Indonesia terkadang sering kali menjadi pemicu adanya pertikaian dan bahasa Indonesia hadir sebagai pemersatu yang digandeng oleh slogan Bhinneka Tunggal Ika yang mengikat seluruh lapisan masyarakat Indonesia menjadi satu kesatuan yang utuh sebagai bangsa Indonesia. Eksistensi bahasa Indonesia mungkin tidak sepopuler bahasa-bahasa asing lain yang banyak digunakan dan dipelajari oleh penduduk dunia seperti bahasa Inggris yang dikenal sebagai bahasa internasional atau bahasa Mandarin yang merupakan bahasa yang paling banyak dituturkan oleh penduduk dunia. Seokarno pernah berkata bahwa bahasa Indonesia bisa menjadi bahasa internasional. Kalimat tersebut harus dapat menjadi motivasi bagi kita semua untuk terus belajar menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan melestarikannya. Bahasa Indonesia sendiri berada pada urutan ke tujuh sebagai bahasa yang paling banyak dituturkan di dunia. Hal ini mungkin terjadi mengingat banyaknya jumlah penduduk Indonesia. Melihat fakta ini, maka tidak mustahil untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional seperti yang dituturkan oleh presiden pertama Indonesia tersebut. Terwujud atau tidaknya itu tentu tergantung pada bagaimana rakyat Indonesia menyikapi bahasa resmi mereka sendiri.
Dalam menyikapi adanya bahasa Indonesia sebagai persatuan, sudah sebaiknya kita sebagai generasi penerus bangsa berlatih untuk menggunakannya dengan baik dan benar dan sesuai dengan waktu juga keadaan. Tidak ada salahnya menggunakan bahasa gaul dan kekinian dalam percakapan sehari-hari. Namun dalam kehidupan mahasiswa kita tentu sering dihadapkan pada tugas-tugas menulis artikel ilmiah atau berada pada forum-forum formal yang mengharuskan kita untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai aturan. Maka dari itu, keterampilan menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan aturan dan menulis sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) sangat dibutuhkan. Belajar menggunakan bahasa sesuai aturan ini bisa dimulai dengan membiasakan diri untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Jadi ketika kita dituntut oleh keadaan untuk menggunakan bahasa formal sesuai aturan, seperti misal dalam sebuah konferensi, seminar, presentasi, atau dalam keadaan paling sederhana seperti misalnya menulis essay atau artikel, kita dapat mengeksekusinya dengan baik. Para pemuda saat ini juga harus disadarkan dari presepsi yang menyatakan bahwa menggunakan bahasa Indonesia yang benar adalah hal kolot yang tidak keren. Bahasa Indonesia adalah ciri dan identitas dari bangsa ini. Oleh karena itu eksistensinya harus dijaga agar tidak tergerus majunya jaman.
Pada era globalisasi ini, tidak menampik fakta bahwa para penduduk dunia seperti diwajibkan untuk menguasai bahasa Inggris yang merupakan bahasa internasional. Bahasa Inggris sudah menjadi tolak ukur sendiri untuk menilai banyak hal. Dalam persaingan kerja pun, calon pekerja yang menguasai bahasa Inggris dengan baik akan dipandang lebih unggul dan lebih banyak dicari karena entitas bisnis sekarang pun harus bisa bersaing dalam kancah internasional. Para pemuda pun mau tak mau harus belajar bagaimana menggunakan bahasa Inggris yang baik demi tujuan masa depan. Hal ini akhirnya menjadi akar dari lunturnya budaya berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Banyak kita temui pemuda jaman sekarang yang lebih tertarik berbicara dalam bahasa Inggris daripada bahasa Indonesia. Tak hanya itu, budaya mempadupadankan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia juga sedang marak terjadi. Bisa kita bilang bahwa bahasa Indonesia kini kalah saing dengan bahasa asing.
Hal ini cukup memprihatinkan mengingat bagaimana perjuangan para pemuda jaman dahulu untuk memperjuangkan eksistensi bahasa Indonesia dari jerat imperialisme dan kolonialisme Belanda dan sekarang para pemuda Indonesia seperti lupa akan kewajiban untuk melestarikannya. Sebenarnya tidak ada salahnya mempelajari dan menggunakan bahasa Inggris karena kembali lagi pada keadaan jaman dimana persaingan global menjadi tuntutan bagi kita untuk cakap berbahasa asing. Poin pentingnya adalah penggunaan yang memperhatikan waktu dan tempat. Karena hidup sebagai rakyat Indonesia maka sudah sepatutnya kita menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Harus pandai bersikap dalam berbagai keadaan.
Hal lain yang perlu dikhawatirkan adalah eksistensi bahasa daerah. Semakin hari bahasa daerah semakin jarang dituturkan bahkan oleh penutur aslinya. Padahal bahasa daerah adalah kekayaan nasional yang menjadi ciri khas dan jati diri bangsa ini. "Jadi kalau kita kehilangan bahasa daerah, kita kehilangan jati diri kita, kehilangan budaya kita," kata Alumnus Oxford University, Williem Burung di acara diskusi Peran Linguistik dan Kepunahan Bahasa, di Jakarta Pusat, Kamis, 30 Agustus 2018. Untuk itu masyarakat harus kembali disadarkan akan pentingnya menjaga kelestarian bahasa daerah. Beberapa orang mungkin menganggap bahwa menggunakan bahasa daerah tidak lagi sesuai dengan jaman. Namun saya pribadi selalu beranggapan bahwa adanya banyak bahasa daerah ini sangat menarik dan saya selalu tertarik ketika ada teman dari daerah lain yang berbicara menggunakan bahasa daerahnya sendiri. Saya pribadi memang suka belajar tentang bahasa dan jika punya kesempatan untuk belajar bahasa daerah lain, saya sebisa mungkin tidak akan menyia-nyiakannya. Namun tentu ini tidak bekerja pada semua orang. Beberapa orang mungkin berpendapat bahwa menggunakan bahasa daerah itu kuno sehingga merasa gengsi untuk menuturkannya. Apa yang perlu diperhatikan disini adalah bagaimana mengubah stigma masyarakat ini? Mungkin tidak banyak yang mengetahui bahwa bahasa Jawa termasuk dalam sepuluh besar bahasa yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. Sebagai bagian dari suku Jawa, tentu saya merasa bangga dengan fakta ini. Jika Anda juga bagian dari suku Jawa, bukankah seharusnya bangga juga dan ikut serta melestarikannya?
Hidup sebagai orang Jawa membuat saya terbiasa bertutur kata menggunakan bahasa Jawa. Namun tidak bisa dipungkiri bahwasanya terlahir sebagai orang Jawa tidak melulu menjadikan kita bisa berbahasa Jawa dengan baik. Sudah menjadi rahasia umum bahwa penuturan bahasa Jawa saat ini pun telah terinfluensi oleh bahasa resmi kita yaitu bahasa Indonesia. Hal ini juga bisa menjadi alasan di balik tergerusnya penuturan bahasa daerah. Jika dari sudut pandang saya pribadi, sudah sebaiknya kita semua tetap membiasakan diri menggunakan bahasa Ibu kita agar kelestariannya tetap terjaga.
Penggunaan bahasa yang baik dalam kehidupan bersosial pun harus diperhatikan. Hal ini juga harus disesuaikan pada waktu dan tempat yang tepat. Seperti misalnya ketika berkomunikasi kepada tetangga yang berasal dari suku atau daerah yang sama, maka tidak ada salahnya menggunakan bahasa daerah sebagai sarana berkomunikasi. Namun ketika berada di lingkungan yang majamuk seperti misalnya ketika berada di kelas, untuk berkomunikasi dengan guru, dosen, atau teman sebaya yang berasal dari daerah lain, maka penggunaaan bahasa Indonesia yang baik harus dipraktikkan. Dan ketika kita dihadapkan pada suatu keadaan dimana kita harus berkomunikasi dengan orang asing, maka kita bisa mempraktikkan keahlian berbahasa Inggris kita. Dari sini dapat kita lihat bahwasannya tidak ada ruginya untuk tetap melestarikan bahasa daerah dan bahasa resmi, juga mempelajari bahasa Inggris dalam kehidupan yang majemuk ini. Dan poin penting yang harus digarisbawahi adalah menggunakan bahasa yang tepat pada kondisi yang tepat pula.
Era globalisasi ini, publik ramai memperbincangkan kata multilingual. Apa sebenarnya multilingual? Multilingual adalah kemampuan dimana seseorang dapat fasih berbicara atau menguasai lebih dari dua bahasa. Dikutip dari Tessais.org, multilingual memiliki lima manfaat bagi anak yaitu menjadikan anak multitasking, menyehatkan otak, terampil dalam bersosialisasi dan beradaptasi, mampu berpikir abstrak, dan dapat berfokus pada suatu hal dengan lebih baik. Multilingual juga dianggap mampu membantu perkembangan kognitif anak. Melihat dari fakta ini, dapat disimpulkan bahwa melatih anak untuk mampu berbicara atau memahami bahasa lebih dari dua adalah suatu hal yang baik. Banyak orang tua saat ini sudah melatih anaknya untuk berbicara lebih dari satu bahasa sejak kecil. Mereka dibiasakan mendengarkan lagu anak-anak berbahasa asing, atau diajarkan kosa kota sederhana dalam bahasa asing terutama bahasa Inggris namun tetap dibarengi dengan komunikasi dalam bahasa Indonesia. Setelah tumbuh dewasa, beberapa anak yang memang sudah dibiasakan untuk multilingual sejak kecil, dapat berbicara dengan lancar dan menguasi, biasanya dua bahasa. Dan ketika mereka bersosialisasi dengan lingkungan yang lebih luas, kemampuan bahasanya yang dulu dua bisa bertambah lebih banyak. Orang tua dengan pemikiran modern tentu akan memilih untuk mempraktikkan hal ini. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa anak juga harus diberi penjelasan sejak dini bahwasannya menjaga kelestarian bahasa Ibu (bahasa daerah dan bahasa resmi) adalah suatu keharusan. Anak juga harus dilatih untuk mampu menyesuaikan diri dalam menggunakan bahasa pada tempat dan waktu yang tepat.
Hal yang dapat kita simpulkan adalah tidak ada salahnya mempelajari bahasa asing yang bahkan bisa memberi kita banyak manfaat dalam kehidupan yang majemuk ini. Mampu berbahasa lebih dari satu tentu dapat membantu kita mengembangkan diri di era globalisasi yang penuh tantangan. Yang perlu diperhatikan adalah keharusan kita untuk tetap menjaga dan melestarikan bahasa daerah dan bahasa persatuan bahasa Indonesia yang merupakan ciri khas atau identitas bangsa kita agar jati dirinya tidak hilang ditelan jaman, juga kemampuan membiasakan diri untuk berbahasa yang baik dan tepat sesuai dengan waktu dan tempat.
Oleh : Ayu Amalia Nur Hidayati (190422627737)
Bahasa yang digunakan mudah dimengerti dan adanya pembahasan sejarah di dalamnya membuat artikel menarik untuk dibaca
BalasHapusPenggunaan tata bahasanya bagus dan isinya bermanfaat.
BalasHapusPembahasannya menarik dan bermanfaat untuk mengingatkan pembaca supaya mempertahankan eksistensi bahasa indonesia dan bahasa daerah.
BalasHapusCara penulisannya sangat rapi dan baik
BalasHapusartikel ini sangat informatif, namun pada kalimat pertama paragraf pertama menurut saya kata yang digunakan cukup kasar. baiknya diganti dengan "terpikirkan oleh kalian" saja.
BalasHapusIsi artikel baik dan mudah dipahami, hanya perlu disempurnakan dalam penulisan yakni pengurangan penggunaan kata hubung seperti "namun, jika, dan yang" diawal kalimat, terima kasih
BalasHapus