Pentingnya Kemampuan Berbahasa di Kehidupan Sosial

Nama : Yafi Argyan Setiyanda Farrel

NIM.   : 190523648090 

Prodi  : S1 Teknik Sipil          

            Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi dan bahasa nasional bangsa Indonesia. Bahasa ini diresmikan setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya 18 Agustus 1945. Peresmian tersebut dilakukan dengan menandatangani Undang-Undang Dasar 1945, yang salah satu pasalnya (Pasal 36) menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara. Dengan diresmikannya bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional bangsa Indonesia, maka sangat penting bagi warga negara Indonesia untuk mempelajari bahasa Indonesia yang baik dan benar.

            Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Dalam berkomunikasi, bahasa dapat menunjukkan jati diri, pola pikir, kecerdasaan, bahkan kualitas seseorang. Tentunya hal tersebut akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan sosial masyarakat, termasuk dalam dunia kerja. Saat akan memasuki dunia kerja, kemampuan berbahasa sering kali dipergunakan sebagai media berupa surat lamaran kerja dan wawancara kerja. Beberapa contoh peran-peran di atas telah menunjukkan betapa pentingnya bahasa dalam kehidupan.

 Sebagai seorang mahasiswa, tentunya penulis harus memiliki kemampuan berbahasa yang mumpuni untuk persiapan menuju dunia kerja nanti, terutama bahasa Indonesia yang merupakan bahasa resmi dan bahasa nasional negara penulis. Maka dari itu mata kuliah bahasa Indonesia sangat diperlukan untuk mahasiswa, yang diharapkan akan berguna bagi mahasiswa saat bersikap dalam suatu forum ataupun saat penulisan tulisan ilmiah. Agar dapat memiliki sikap bahasa yang baik saat berpendapat dalam forum dan menulis, mata kuliah bahasa Indonesia dapat menjadi sarana yang tepat untuk berlatih dan mempraktikkan.

          Selain mempelajari penggunaan bahasa sebagai pribadi dalam forum dan tulisan ilmiah, kita juga harus mempelajari bagaimana cara berbahasa dalam lingkungan sosial dan lingkungan keluarga. Saat berada dalam lingkungan sosial, bailknya kita menggunakan bahasa yang sopan dan sederhana baik terhadap yang lebih tua maupun yang lebih muda. Hal ini bertujuan agar tidak menyinggung orang lain dan memudahkan lawan bicara memahami apa yang kita bicarakan. Bahasa yang sopan dan beretika juga harus kita terapkan dalam lingkungan keluarga, agar tidak timbul rasa negatif pada hubungan dalam keluarga. Hanya dengan sikap berbahasa yang baik orang lain tidak memandang rendah kita, baik dalam menggunakan bahasa nasional, internasional, maupun daerah.

   Selain bahasa nasional juga ada bahasa internasional, bahasa internasional adalah bahasa resmi dari Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), yang digunakan sebagai bahasa perhubungan antarnegara. Saat ini ada enam bahasa resmi PBB, yaitu Inggris, Prancis, Spanyol, Rusia, Mandarin, dan Arab. Dari perspektif EGIDS yang dikembangkan oleh Lewis dan Simon (2010), status Bahasa Internasional merupakan status tertinggi (level 0) dari 13 level status bahasa (level terakhir: Punah). Indikator EGIDS Level 0 ialah ketika sebuah bahasa digunakan secara luas dalam perdagangan, pertukaran ilmu pengetahuan, dan kebijakan internasional.

  Bahasa internasional juga merupakan salah satu faktor penting dalam berbahasa yang perlu kita pelajari, dalam masa modern ini komunikasi menjadi semakin mudah dan membuat lapangan pekerjaan yang berhubungan dengan luar negeri semakin banyak. Tentunya hal tersebut perlu diikuti dengan perkembangan kemampuan berbahasa internasional yang baik, untuk dapat melakukan perdangan internasional, pertukaran ilmu pengetahuan, dan mencari pekerjaan di perusahaan internasional, kemampuan untuk berbahasa internasional pasti menjadi faktor penting yang memungkinkan kita melakukan hal-hal tersebut.

   Bagi mahasiswa, kemampuan berbahasa internasional tidak hanya digunakan untuk berkomunikasi secara langsung. Tetapi juga berguna untuk menunjang mahasiswa meningkatkan pengetahuan dan juga perkuliahannya. Argumen tersebut diperkuat dengan pernyataan Presiden Student English Activity-Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (SEA-UMY), Omi Ongge dalam diskusi terbatas ‘Pentingnya Kemampuan bahasa Inggris’ di Kampus Terpadu UMY Sabtu (20/11) siang yang mengatakan, “Saat ini referensi-referensi terbaru kebanyakan adalah berbahasa Inggris baik cetak maupun on line atau internet. Selain itu seringkali di kampus diadakan atau mendatangkan dosen tamu dari luar negeri maupun mengadakan seminar Internasional. Dimana ketika mengadakan seminar Internasional pastinya akan menggunakan bahasa Inggris.”

  Banyaknya refrensi dari tulisan cetak maupun online yang menggunakan bahasa inggris saat ini, mengharuskan kita untuk mempelajari bahasa inggris yang merupakan salah satu dari bahasa internasioal agar dapat mempermudah kita dalam memperoleh informasi. Mempelajari bahasa internasional ini tentunya akan sangat bermanfaat dalam berbagai hal, tidak hanya dalam perkuliahan tetapi bisa membuat kita memperoleh informasi apapun dengan lingkup yang lebih luas. Itulah pentingnya mempelajari bahasa internasional.

            Penggunaan bahasa inggris dalam kehidupan sehari-hari mungkin jarang kita jumpai di negara Indonesia, di lain pihak penggunaan bahasa daerah justru sangat marak kita jumpai. Bahasa daerah merupakan bahasa yang dituturkan di suatu wilayah dalam sebuah negara berdaulat, yaitu di suatu daerah kecil, negara bagian federal, provinsi, atau teritori yang lebih luas. Karena bahasa daerah adalah bahasa yang diturunkan dan dituturkan dalam suatu daerah tertentu maka itulah mengapa penggunaannya lebih sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

        Indonesia adalah negara yang terdiri dari ribuan pulau dan berbagai daerah yang menyebabkan munculnya banyak bahasa daerah di Indonesia, sehinga bahasa daerah sudah menjadi identitas untuk masing-masing daerah. Meskipun penulis merasa bahasa daerah sering kali digunakan dalam percakapan sehari-hari di daerahnya, belum tentu di setiap daerah lain bahasa daerah juga sering dipergunakan. Hal ini terbukti dengan punahnya 11 bahasa daerah pada tahun 2018 dan 17 bahasa daerah lainnya terancam punah, dilansir dari Liputan6.com. Menurut penulis ini adalah hal yang sangat disayangkan, karena menurut penulis bahasa daerah merupakan jati diri dan identitas penting suatu daerah. Jika terus diabiarkan mungkin beberapa bahasa daerah akan lenyap dengan berjalannya waktu, dengan silih bergantinya generasi, bahasa daerah di daerah tersebut akan dilupakan saat para pendahulunya tidak berusaha mengajarkan pada generasi selanjutnya.

        Menurut penulis di sinilah peranan orang tua sangat diperlukan, untuk mencegah punahnya bahasa daerah dari daerah tempat ia tinggal maka orang tua sebaiknya mengajarkan bahasa daerah kepada anak-anaknya. Dengan mengajari anak berbahasa daerah dapat memberikan keuntungan baik kepada daerah tersebut dan juga pendidikan anak.

        Jika ditanyakan tentang mengajari anak bahasa mana terlebih dahulu dari pilihan bahasa nasional, bahasa internasional, atau bahasa daerah sebagai orang tua, maka penulis berpendapat untuk mengajarkan bahasa nasional terlebih dahulu dengan menngajarkan juga bahasa daerah di sela-sela waktu. Pengajaran bahasa nasional terlebih dahulu bertujuan agar anak dapat berkomunikasi dengan setiap orang dari asal negaranya sejak dini, dengan mempertimbangkan mengajari bahasa daerah sedikit demi sedikit agar ia dapat mengerti jika ada orang yang mengajaknya berbicara dengan bahasa daerahnya.

           Dapat dilihat dari argumen-argumen di atas, kemampuan berbahasa sangat diperlukan oleh setiap individu. Oleh karena itu, kita harus meningkatkan kemampuan berbahasa dengan mempelajari lebih dalam tentang bahasa dan juga melakukan aktivitas yang terkait dengan hal tersebut. Aktivitas yang dapat meningkatkan kemampuan berbahasa antara lain menulis artikel, debat, ataupun pidato yang juga dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi.

Komentar

  1. Menurut saya kalimat dalam paragraf 11 terlalu sedikit karena hanya memiliki 2 kalimat> Seharusnya 1 paragraf terdiri dari sekitar 3 - 7 kalimat. Terimakasih.

    BalasHapus
  2. Saya ingin bertanya jika bahasa ibu anak anda adalah bahasa daerah, bagaimana cara anda menyikapinya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukankah itu bagus? Saat saya mengajarkan bahasa nasional sebagai bahasa yang pertama kali saya ajarkan dia juga sudah menguasai bahasa daerahnya walau saya hanya mengajarkannya lebih sedikit dari bahasa nasional, sungguh anak yang membanggakan. (Dapat dilihat pada paragraf 12, tentang bagaimana saran saya dalam pengajaran bahasa kepada anak).

      Hapus
  3. Penulisan dalam artikel sudah sangat rapi. Isi juga mudah dimengerti

    BalasHapus
  4. Kapan anda akan mengajarkan bahasa internasional kepada anak anda?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Akhirnya komentar anda berbobot, untuk jawaban pertanyaan anda saya akan pikirkan nanti saat saya sudah mempunyai anak (karena pertanyaan anda tidak ada kata permisalan seperti "jika" jadi saya tidak bisa menjawabnya, saya belum punya anak).

      Hapus
  5. Pada kalimat "Agar dapat memiliki sikap bahasa yang baik saat berpendapat dalam forum dan menulis, mata kuliah bahasa Indonesia dapat menjadi sarana yang tepat untuk berlatih dan mempraktikkan". Ketentuan moral apa saja yang menentukan "Sikap bahasa yang baik" ?

    BalasHapus
  6. Artikel yang disampaikan disertai data, dan bisa dipahami kaum awam. Tetapi masih ada beberapa kata yang typo. Semoga bisa diperbaiki, terima kasih.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

BERBAHASA SESUAI SITUASI KONDISI

Bahasa Sebagai Alat Interaksi

Bahasa Inggris sebagai Bahasa Internasional