Penerapan Bahasa Indonesia Dalam Kehidupan Kita
Nama:Muhammad Chandra Fernanda
Kelas:E8
Mata
Kuliah:Pendidikan Bahasa Indonesia
Nim:190512531234
Penerapan Bahasa Indonesia Dalam Kehidupan Kita
Pernah kah kita berpikir tentang apa jadinya jika semua orang di dunia ini hidup berdampingan, saling berjumpa tetapi tidak pernah satu kata pun terucap? Bagaimana jika di dunia ini hanya ada keheningan sebab orang tak berinteraksi? Pastinya kita tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi. Untung saja, dengan segala keajaiban semesta ini, hal-hal tak terbayangkan di atas tak terjadi. Sebab, manusia di dunia telah diciptakan dengan suatu kemampuan khusus untuk saling mengerti, dan saling berhubungan.
Namun, untuk mencapai itu semua diperlukan suatu metode yang dapat menyampaikan maksud seseorang kepada orang lain. Hal itulah yang disebut interaksi yang dalam perkembangannya dipengaruhi budaya dan wilayah tertentu, maka terlahirlah apa yang kita kenal sekarang sebagai bahasa.
Ada beraneka ragam dan rupa bahasa hingga detik ini, hampir setiap suku pada negara memiliki bahasa sendiri. Namun, hal tersebut masihlah memiliki kelemahan. Bahasa-bahasa tersebut haruslah memiliki kesamaan pemahaman. Maka diperlukan sebuah bahasa yang mampu dimengerti semua orang. Kita kenal, bahasa Inggris yang mampu dipahami oleh seluruh orang di dunia ini. Inilah kedudukan bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional yang telah disepakati bersama.
Lain halnya dengan bahasa Indonesia, bahasa ini merupakan bahasa nasional yang mampu menyatukan suku, ras, budaya dari nusantara yang berbeda.Kita tengok provinsi nanggroaceh darusalam ,lebih tepatnya provinsi paling barat di indonesia terdapat juga bergagai suku dan memiliki bahasa sukunya masing masing antara lain Bahasa aceh,bahasa Gayo,bahasa Alas, bahasa Tamiang,Bahasa Aneuk Jamaee,bahasa kluet,bahasa Singkil,bahasa simelu dan bahasa Haloban.ini baru dari satu Provinsi saja,yangberada pada provinsi Nanggro aceh darusalam belumlagi yang berada di provinsi lain.Kita lihat lagi Provinsi lain yang berada di ujung negara kita lebih tepat di pulau Papua.Yang juga tidak kalah banyaknya bahasa yang berada di pulau Papua ,di papua memiliki bahasa daerah lebih dari 270 bahasa daerah.Bagaimanakah jadinya jika semua orang di Indonesia berada dalam satu tempat dengan menuturkan bahasa daerahnya masing-masing? Dari sabang sampai merauke, Pasti tak akan terjadi interaksi kecuali mereka yang berbahasa sama. Nah inilah peran bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, bahasa persatuan, dan sebagai salah satu pemersatu dari sekian kemajemukan.
Walaupun demikian, kita juga tidak seharusnya mempelajari dan mahir dalam satu bahasa saja. Akan tetapi seharusnya kita tetap melestarikan bahasa daerah agar budaya tetap selalu ada. Nah, karena kita penduduk Indonesia yang menjunjung rasa nasionalis yang tinggi, kita juga harus menjunjung tinggi salah satu pemersatu bangsa tersebut. Tak menutup kemungkinan, kita jugaperlu belajar bahasa asing agar tidak tertinggal arus perubahan jaman yang sedang gencar saat ini.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali menjumpai permasalahan
yang berhubungan dengan bahasa. Banyak media yang sedang memublikasikan tentang
permasalahan tersebut. Sebagai contoh bisa kita ambil sebuah permasalahan
tentang menjamurnya bahasa slank yang akhir-akhir ini sedang hangat. Dalam
permasalahan tersebut dikatakan bahwa kaidah bahasa Indonesia yang baik dan
benar telah mulai memudar dalam diri masyarakat kita. Misalnya dengan penggunaan
kata-kata tak pantas yang harusnya tidak diikutkan dalam kegiatan formal yang
disaksikan banyak orang. Walaupun sebenarnya penggunaan kata-kata seperti tidak
bisa dikatakan sepenuhnya salah. Tetapi, perlu kita ketahui bersama jika
menggunakan bahasa demikian yang biasanya lebih dominan bermakna umpatan. Pasalnya,
bahasa yang demikian itu sangat wajar di lingkungan pergaulan atau lebih
spesifik kita sebut sebagai tongkrongan. Sebenarnya sah-sah saja,asalkan
tetap dalam lingkup tongkrongan tersebut. Hal tersebut mempunyai
beberapa alasan, misalnya saja karena pada zaman perkembangan globalisasi ini
dikhawatirkan jika hal-hal yang bersifat khusus tersebut disaksikan oleh
anak-anak yang jelas-jelas bukan porsinya. Karena, saking cepatnya sistem informasi,
menyebabkan konten-konten tersebut tidak tersaring dengan baik dan akhirnya
terjadi salah sasaran. Yang paling sering terjadi adalah, ketika
seseorang sedang emosi, biasanya tak menggunakan lagi yang namanya kaidah bahasa
yang santun. Semua hal akan diucapkan untuk memenuhi kemauan emosi yang sudah
tersulut. Tentu saja hal ini haruslah dihindari. Karena dapat menyebabkan
hal-hal negatif yang tidak diinginkan.
Berbicara tentang anak-anak yang harusnya mendapat edukasi sejak
dini. Di sini, peran orang tua dalam pembekalan karakter terutama tetang
pembahasaan santun sangat mempengaruhi. Sebab, pertama kali seorang bisa
berbahasa, pastilah dari orang tuanya. Apabila ketika seseorang telah menginjak
usia dewasa, dan ternyata terdapat kepribadian yang kurang santun, sudah
dipastikan ini adalah tanggung jawab orang tuanya. Basis dari pengetahuan
tentang berbahasa pasti akan didapatkan dari lingkungan paling sederhana, yaitu
keluarga. Seperti yang kita ketahui, jika orang tua kita perhatian pastilah
kita akan ditegur ataupun diingatkan jika dalam bertutur kita didapati sebuah
ketidak sesuaian dan kesalahan. Tentunya masih ingat bukan bagaimana dulu
ketika kita masih balita? Hal ini dapat dijelaskan oleh sifat dasar seorang
anak yang berkembang dan tumbuh dengan menirukan apa yang dilihat di lingkungan
sekitarnya. Jadi, perlu ditegaskan kembali jika pembekalan paling mendasar dari
kesantunan kebahasaan seseorang dimulai semenjak usia balita. Jadi hendaknya
bila ada seorang balita yang masih belajar berbicara kita coba untuk menjaga
perkataan dan perbuatan agar tidak ditirukan oleh balita tersebut.
Beralih untuk penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa yang mampu
dipahami semua orang untuk mengikuti acara-acara resmi. Karena pada dasarnya
dalam setiap pertemuan atau perkumpulan resmi yang melibatkan banyak orang,
terutama sebuah acara yang dihadiri oleh orang-orang yang berbeda suku ataupun
ras. Dalam hal inii diperlukan bahasa yang mampu dipahami oleh semua orang. Dalam
lingkup ini, peran bahasa Indonesia menjadi sangat krusial. Fungsi dari bahasa
Indonesia akan sangat terasa di sini. Pernahkah kita berpikir jika pada suatu
rapat yang mencakup orang dari berbagai daerah menggunakan suatu bahasa daerah?
Mungkin, hanya sebagian kecil orang yang mengerti. Maka tujuan dari perkumpulan
ini tak akan tersampaikan secara maksimal, banyak kendala yang terjadi yang
disebabkan oleh keterbatasan pemahaman bahasa. Boleh-boleh saja jika disisipi
oleh bahasa daerah, asalkan tidak mengurangi maksud penting yang hendak
disampaikan. Kedudukan bahasa persatuan dalam acara-acara formal tersebut memiliki sifat keharusan,
agar tidak terjadi kesalah-pahaman yang bisa berujung diskriminasi.
Pada akhirnya, bahasa yang awalnya bersifat sepele tetapi jika kita
salah menempatkannya bisa berujung hal yang serius. Sebenarnya, penggunaan
bahasa sangatlah fleksibel. Asalkan kita bisa mampu memahami keadaan dengan
baik. Jangan sampai kita salah menempatkan bahasa yang tak seharusnya dipakai. Yang
menjadi solusi dari segala permasalahan yang telah disebutkan, kita bisa
mengibaratkan sebagai lestarikan bahasa daerah, junjung tinggi bahasa
Indonesia, kuasai bahasa asing. Dengan demikian kita bisa mudah untuk
memahami bagaimanakah sebenarnya kedudukan bahasa di dalam kehidupan kita. Intinya
kita cukup memerhatikan situasi dan kondisi yang terjadi. Sebelum berucap dan
berbahasa, hendaknya dipikir terlebih dahulu agar tidak terjadi hal-hal yang
tak diinginkan.
menurut saya tulisannya sudah bagus dan rapi. terimakasih
BalasHapusMenarik untuk dibaca
BalasHapusMenurut saya penggunaan bahasanya kurang rapi
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusOverall baguss
BalasHapussangatlah mengedukasi
BalasHapusCukup informatif mengenai penerapan berbahasa
BalasHapusmenarik untuk dibaca
BalasHapusTulisan sudah bagus dan dapat dipahami dengan mudah
BalasHapus